Investasi dan Spekulasi

Investment / 26 July 2009

Kalangan Sendiri

Investasi dan Spekulasi

Budhi Marpaung Official Writer
4794

Berapa banyak dari Anda yang menganggap dua kata yang menjadi judul di artikel ini memiliki arti yang sama? Mungkin beberapa diantara Anda ada menganggukan kepala tanda setuju (sama), tetapi ada juga yang menggelengkan kepala tanda tidak setuju (berbeda). Itu semua tergantung pemahaman seseorang mengenai kedua hal tersebut. Artikel ini akan mengulas mengenai keduanya dengan menggunakan definisi seorang investor internasional, Benyamin Graham.  

Investasi tidaklah sama dengan spekulasi. Setidaknya itulah yang dikemukakan oleh Benjamin Graham yang dikenal sebagai salah seorang investor ulung dunia. Menurut pengarang buku "The Intellegent Investor" tersebut, investasi adalah "sebuah operasi, di mana melalui analisa yang mendalam, menjanjikan keamanan modal pokok, dan juga hasil yang layak/pantas. Operasi-operasi yang tidak memenuhi persyaratan di atas adalah spekulatif."

Dilihat dari definisi diatas, dapat dilihat ada 3 elemen yang harus diperhatikan bagi Anda yang ingin atau sedang terjun dalam dunia Investasi, yakni:

1. Seorang investor wajib melakukan analisa yang mendalam. Investasi apapun bentuknya, harus memiliki analisa yang mendalam. Proses ini dilakukan agar pengambilan keputusan dalam berinvestasi tidak menjadi ngawur atau asal-asalan yang dapat merugikan Anda dan orang-orang yang menaruhkan kepercayaan kepada Anda. Oleh karena itu, kenali kondisi bisnis yang ingin Anda garap nantinya sehingga kerugian pun dapat diminimalisir.

2. Seorang investor harus senantiasa menjaga keamanan modal pokoknya. Diibaratkan keamanan modal pokok itu adalah sebuah pohon di taman Anda. Kalau ada cabangnya yang patah, selama pohon masih hidup, akan tumbuh cabang yg baru dan tetap hasilnya bisa kita nikmati di masa depan. Namun, bagaimana jika pohon ini sampai roboh? Dari hal ini dapat diambil pelajaran bahwa berhati-hatilah dalam berinvestasi. Jangan percaya dengan bentuk investasi yang menawarkan hal-hal yang tidak realistis. Setiap investasi pasti memiliki resiko, hanya saja resiko seperti apa yang akan Anda hadapi nantinya itu yang perlu diantisipasi.

3. Seorang Investor harus mencoba mendapatkan tingkat hasil yang "layak/pantas" dan bukan "luar biasa/spektakuler". Salah satu peraturan utama di dalam dunia investasi adalah "Return proportionate to Risk" atau "Tingkat hasil sebanding dengan resiko". Tingkat resiko yang tinggi menawarkan kemungkinan tingkat hasil yang tinggi pula dan demikian juga sebaliknya. Jika seseorang menawarkan Anda hal seperti ini tinggalkan saja. Kemungkinan adanya penyesatan dan penipuan sangat besar terjadi.

Ketiga elemen diatas hendaknya disadari oleh setiap orang yang terjun dalam dunia investasi agar tidak salah dalam bertindak. Jangan sampai hal yang sebenarnya merupakan spekulasi dianggap investasi dan sebaliknya.

Berikut ini beberapa kondisi dimana spekulasi menjadi sangat berbeda dengan investasi:

1.  Berspekulasi sambil menganggap bahwa Anda itu berinvestasi.

2. Berspekulasi secara serius padahal tidak mempunyai pengetahuan maupun keahlian untuk itu.

3.  Mempertaruhkan uang di spekulasi dalam jumlah yang terlalu besar  

Dari penjelasan mengenai kedua hal yang saling bersinggungan namun berbeda ini semoga bisa mencerahkan wawasan Anda dan mulai mengetahui apakah yang Anda lakukan saat ini investasi atau spekulasi.

Akhir tulisan, selamat berinvestasi dengan bijak dan Tuhan Yesus memberkati.  

Sumber : janganserakah.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami